Rabu, 08 Desember 2010

Virus


Virus


Virus tidak dapat diklasifikasikan sebagai sel karena virus tidak memiliki nukleus dan sitoplasma. Virus dapat berada di luar sel atau di dalam sel. Di luar sel virus merupakan partikel submikroskopis yang mengandung asam nukleat yang dibungkus oleh protein dan kadang mengandung makromolekul lain. Di dalam sel, khususnya sel hidup, virus dapat memperbanyak diri.


Ciri-ciri Virus

Virus memiliki ciri-ciri, antara lain:


  • Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleus.

  • Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma.

  • Dapat digolongkan benda hidup, karena memiliki kemampuan metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat.

  • Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau jaringan yang hidup.

  • Organisme subrenik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

  • Virus berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang beracun.

  • Bersifat parasit.


Struktur Virus

Struktur virus terdiri atas:


  • Bagian pusat: mengandung ADN atau ARN dikelilingi oleh selubung atau capsid dari protein.

  • Capsid: dibangun oleh beribu-ribu molekul protein.

  • Kapsomer (capsomere): mempunyai bentuk bermacam-macam seperti: prisma, heksagonal, pentagonal.


Bentuk Virus

Bentuk virus bermacam-macam, yaitu silindris, kotak, oval, memanjang, dan polihedron.


Ukuran Virus

Ukuran virus lebih kecil dari bakteri antara 30 nm - 300 nm (1 nm = 10-9 m).








Klasifikasi Virus


  1. Bedasarkan tempat Hidupnya


a. Virus bakteri (bakteriofage)

Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.


b. Virus tumbuhan

Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasite pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).


c. Virus hewan

Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.


  1. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat


Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss), DNA pita ganda (DNA ds), RNA pita tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).


  1. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus


a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)

Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran. Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein). Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi.


b. Virus yang tidak memiliki selubung

Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).


Perkembangan Virus


Untuk berkembang biak, virus harus menginfeksi sel inang. Inang virus berupa makhluk hidup lain, yaitu bakteri, sel tumbuhan, sel hewan. Cara reproduksi virus dikenal dengan proliferasi.


Daur litik


  1. Absorbsi (fase penempelan).

  2. Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).

  3. Sintesis (fase pembentukan).

  4. Perakitan.

  5. Lisis (fase pemecahan sel inang).


Daur lisogenik


Kadang-kadang virus ini melakukan daur lisogenik dengan tahaptahapnya:

  1. Fase absorbsi..

  2. Fase injeksi.

  3. Fase penggabungan.

  4. Fase pembelahan.

  5. Fase sintesis

  6. Fase perakitan.

  7. Fase litik.



Pembajakan Lima Langkah

Virus menggandakan dirinya sendiri dengan membajak materi genetic dari suatu sel hidup. Urutan lima langkah ini memperlihatkan bagaimana bakteriofage T4 melaksanakan proses ini.


  1. Siklus dimulai dengan merekatkan diri ke dinding sel bakteri.

  2. Selama tahap penetrasi, DNA virus masuk ke sel.

  3. Ia kemudian mengendalikan sel. Proses normal sel terhenti, dan sebagai gantinya ia membuat salinan bagian komponen virus.

  4. Dalam tahap penyusunan, bagian-bagian yang berbeda-beda disatukan untuk menghasilkan virus baru.

  5. Akhirnya, salinan atau virus "replika" ke luar dari sel.

Prokaryot

Prokaryot


Istilah prokaryot berarti “sebelum” nukleus (dari bahasa Yunani) bukan berarti “tanpa” nukleus. Prokaryot adalah organisme paling banyak yang ada di bumi, yangpaling awal muncul, mereka adalah bentuk pertama dari kehidupan.Prokaryot adalah organisme bersel tunggal yang tidak mempunyai membran nukleus. Prokaryot telah berevolusi menjadi beberapa bentuk,dan sekarang menjadi bagian dari setiap kehidupan di bumi. Tidak seperti organisme yang lain, prokaryot mempunyai sedikit perbedaan morfologi yang dapat digunakan untuk mengelompokkannya,prokaryot tidak bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Secara tradisional telah dikelompokkan berdasarkan struktur, fisiologi, dan komposisi molekuler.

Prokaryot mempunyai beberapa ciri-ciri, yaitu:

  • Tidak mempunyai membran nukleus.

  • Mempunyai ribosom yang berbeda dengan eukaryot.

  • Hampir semua prokaryot lebih kecil dari eukaryot yang paling kecil.

  • Bersel tunggal (uniseluler).

Archaeobacteria

Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaeobacteria termasuk dalam satu kingdom tersendiri. Yang termasuk Archaeobacteria, yaitu bakteri yang hidup di sumber air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat yang panas dan asam. Archaeobacteria termasuk kelompok prokariotik.


Archaeobacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


  • Sel bersifat prokaryotik.

  • Lipida pada membran sel bercabang.

  • Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.

  • Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.

  • Berukuran 0,1 �� m sampai 15 ��m, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200m.

  • Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.

Habitat Archaeobacteria

  • Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi.

  • Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.

  • Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.

Klasifikasi Archaeobacteria

Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaeobacteria dibagi

menjadi beberapa phylum, yaitu:


  • Phylum Grenarchaeota

  • Phylum Euryarchaeota

  • Halobacteria

  • Methanococci

  • Methanophyri

  • Archaeoglobi

  • Thermococci

  • Thermoplasmata

  • Phylum Korarchaeota

  • Phylum Nanoarchaeota

Struktur Archaeobacteria

Dinding sel Archaeobacteria tidak mempunyai peptidoglikan, dinding selnya tipis, jika dikelompokkan berdasarkan teknik pewarnaan Gram Gram stain) maka Archaeobacteria termasuk bakteri Gram negatif.


Eubacteria ( Bakteri )


Ciri-ciri Eubacteria


  • Bersel tunggal, prokariotik, tidak berklorofil.

  • Bersifat heterotrof.

  • Ukuran tubuh 1 - 5 mikron.

  • Reproduksi vegetatif dengan membelah diri dan generatif denganparaseksual.

  • Adaptasi terhadap lingkungan buruk membentuk endospora.


Struktur anatomi Eubacteria, terdiri atas


  1. Bagian sel sebagai penutup sel


  1. Kapsula: bagian paling luar berupa lendir berfungsi melindungi sel.

  2. Dinding sel: tersusun atas peptidoglikan yang merupakan polimer besar atau polisakarida.

  3. Membran plasma: bagian penutup paling dalam, mengandung enzim oksida atau enzim respirasi. Fungsinya sama dengan mitokondria pada sel eukariotik.


  1. Bagian sitoplasma


Sitoplasma berbentuk koloid mengandung butiran-butiran protein, glikogen, dan juga lemak. Sel bakteri tidak mengandung organel reticulum endoplasmik, badan golgi, mitokondria, lisosom, dan sentriol. Tetapi bakteri mengandung ribosom yang tersebar dalam sitoplasma. Bahan genetic berupa ADN atau kromosom di daerah sitoplasma tidak memiliki membrane inti




Klasifikasi Eubacteria


a. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya

1) Bakteri heterotrof


Bakteri yang hidupnya tergantung pada organisme lain dalam hal pemenuhan zat organik sebagai sumber karbon (C).


Dibedakan menjadi 2, yaitu:


  • Bakteri saprofit (saproba), hidup dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau sampah.

  • Bakteri parasit, hidup di dalam tubuh makhluk hidup atau bahan-bahan dari tubuh inangnya. Dibedakan menjadi:

    1. Bakteri parasit fakultatif, dapat hidup sebagai saprofit.

    2. Bakteri parasit obligat, hanya mutlak sebagai parasit.

    3. Bakteri patogen, menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia.


2) Bakteri autotrof


Bakteri yang mampu menyusun makanan sendiri dengan sumber karbon

(C) yang berasal dari senyawa anorganik (CO2 atau karbonat).


Dibedakan menjadi:

  • Bakteri fotoautotrof, energi untuk sintesis berasal dari cahaya.

  • Bakteri kemoautotrof, energi untuk sintesis makanan berasal dari reaksi-reaksi kimia.


b. Berdasarkan kebutuhan oksigen pada waktu respirasi


  1. Bakteri aerob. Bakteri yang memerlukan oksigen bebas dalam kehidupannya

  2. Bakteri anaerob. Bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas dalam kehidupannya.


c. Berdasarkan jumlah dan kedudukan flagela


  1. Atrik: tidak mempunyai flagela.

  2. Monotrik: mempunyai flagela pada satu ujungnya.

  3. Lofotrik: mempunyai sejumlah flagela pada salah satu ujungnya.

  4. Amfitrik: mempunyai sejumlah flagela pada kedua ujungnya.

  5. Peritrik: mempunyai flagela pada semua permukaan tubuh.


Berdasarkan bentuknya


1. Kokus (coccus) bentuk bulat seperti bola, dibedakan atas:


  • Monococcus, tersusun satu-satu

  • Diplococcus, bergandengan dua-dua.

  • Tetracoccus, bergandengan empat-empat.

  • Sarcina, bergerombol membentuk kubus.

  • Staphylococcus, bergerombol membentuk buah anggur.

  • Streptococcus, bergandengan membentuk rantai.


2) Basil (bacillus), bentuk batang (silinder), dibedakan atas:


  • Diplobacillus, bergandengan dua-dua.

  • Streptobacillus, bergandengan membentuk rantai.

  • Monobacillus, tunggal (satu-satu).


3) Spiral (spirillum) ��bentuk spiral (lengkung), dibedakan atas:


  • Vibrio (bentuk koma), lengkung kurang dari setengah lingkaran.

  • Spiral, lengkung lebih dari setengah lingkaran.



Reproduksi Eubacteria


Reproduksi bakteri pada umumnya aseksual, yaitu dengan pembelahan biner dari satu bakteri membelah menjadi 2 dan seterusnya.


Reproduksi secara seksual tidak terjadi pada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut paraseksual.


Ada 3 cara proses paraseksual, yaitu:


  1. Transformasi, perpindahan sedikit materi genetik atau ADN bahkan hanya satu gen saja ke bakteri lain dengan proses fisiologis yang kompleks.

  2. Konjugasi, bergandengnya dua bakteri dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.

  3. Transduksi, pemindahan materi genetik dengan perantaraan virus.

Biologi Fungi




Fungi


Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.


Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah,


sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa.


Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.

ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi

Posisi fungi dalam taksonomi

Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.

Cara hidup

Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:

  • Saprofit :Mengambil makananya (zat organik) dari organisme mati

  • Parasit :Mengambil makananya dari organisme hidup

  • Mutual :Hidup dengan saling menguntungkan dengan organisme lain









Habitat

Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.

Reproduksi

Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.

Klasifikasi

Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi:

Zygomycota


  • Acsomycota

  • Basidiomycota

  • Deuteromycota

  • Mikoriza

  • Lumut Kerak